Rabu, 29 Oktober 2008

Sepeda Lipat

Kata Neli mungkin cukup populer dan sering kita dengar selain sebagai nama orang juga sebagai singkatan dari nenek lincah alias nenek yang digambarkan suka loncat sana loncat sini. Tapi mungkin akhir-akhir ini juga sering dengar istilah seli, ups yah benar seli kepanjang dari sepeda lipat. Memang seli ini bisa dilipat sehingga lebih praktis agar bisa disimpan atau dibawa bergerak.

Sekarang banyak orang bergairah untuk berolahraga sepeda dan bahkan sebagai salah satu alternatif alat transportasi untuk pergi kekantor atau tempat aktivitas lainnya. Selain MTB (Montain Bike), sudah banyak si lincah seli yang pilih untuk digunakan oleh komunitas pecinta sepeda. Seli menawarkan kepraktisan yang cukup membantu para penggunanya tinggal dilipat trus ditenteng. O ya seli cukup ringan lho, bobot seli bervariasi, antara 9-11 kg, tergantung diameter lingkaran roda. Ada empat ukuran diameter lingkaran roda yaitu 16 inci (40,64 cm), 2 inci (50,8 cm), 24 inci (60,96 cm), dan 26 inci (66,04 cm).
Empat ukuran diameter lingkaran roda tersebut mempunyai keunggulan masing-masing. Seli dengan roda 16 inci biasanya dirancang seringan dan seringkas mungkin untuk dilipat tapi karena ukuran roda yang kecil cukup melelahkan ketika mengayuhnya. Untuk Seli dengan ukuran roda berdiameter 20 inci mempunyai bobot diatas seli berdiameter 16 inci, namun lebih nyaman untuk dikendarai. Performa seli ini lebih mumpuni dan tidak melelahkan namun tetap ringkas ketika dilipat. Sedangkan Seli dengan diameter roda 24 inci dan 26 inci mempunyai ukuran yang sama dengan roda sepeda konvensional. So, soal kenyamanan ya tidak jauh beda dengan sepada senoli atau sepeda non-lipat. Mungkin yang membedakannya bisa dilipat sehingga lebih praktis membawanya atau menyimpannya.
Teknologi seli pun menggunakan sistem pengerak roda yang menggunakan pilihan percepatan dari yang hanya 3 percepatan hingga 24 percepatan. Sebagai info tambahan seli pada tahun 1890 bebarapa negara secara khusus membuat seli untuk perang. Pada masa tersebut pabrik yang paling produktif membuat seli untuk perangadalah Birmingham Small Arms (BSA) di Inggris. Ribuan seli dibuat BSA untuk PD I dan PD II. Seli digunakan oleh pasukan terjun payung.

Asal Usul Rupiah


ASAL USUL RUPIAH Kata rupiah berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perak yang dibentuk atau diukir. Rupiah pertama kali digunakan sebagai mata uang di daerah India pada periode Mughal ketika Sher Shah Suri, seorang Afganistan memerintah di Delhi pada tahun 1540 sampai 1546 menggunakan sistem 3 jenis logam sebagai alat pembayaran.

Sher Shah mengeluarkan koin perak yang disebut sebagai ‘Rupiya’. Koin ini adalah pendahulu dari mata uang Rupee dan alat pembayaran ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan awal abad ke-20.
Selain Rupiya dikeluarkan juga koin emas yang bernama ‘Mohur’ dan tembaga yang bernama ‘Dam’. Inggris pada tahun 1717 diberikan izin untuk memproduksi uang Mughal, setelah menjadi penguasa di India, Inggris mengeluarkan undang-undang perkoinan untuk menstandarisasi uang (dalam bentuk koin Rupee) pada waktu itu.
Di Indonesia, penggunaan nama Rupee dalam periode yang paling awal ditemukan pada uang ‘Rupee Jawa’ yang dibuat oleh Johan Anthonie Zwekkert pada tahun 1816. Pada salah satu sisi koin terdapat tulisan “Kampeni Hingglis yasa hing Surapringga” koin yang dibuat dari emas dengan berat 7,8 gram dan diameter 22,2 mm ini khusus digunakan di pulau Jawa pada waktu itu.
1 Rupiya, Shah Suri Indonesia pada awalnya menggunakan mata uang Belanda, Guilder dari tahun 1610 sampai 1817, kemudian menggunakan Guilder India-Belanda Timur.
Rupiah pertama kali diperkenalkan pada saat perang dunia ke-2 ketika masa pendudukan Jepang. Pada saat menjelang akhir perang, Bank Java mengeluarkan Rupiah Java sebagai penggantinya, pada masa itu mata uang guilder Nica dan mata uang lainnya juga dipakai diberbagai kawasan nusantara.
Rupiah Indonesia diresmikan penggunaannya pada tanggal 2 November 1949. Kepulauan Riau dan Irian Barat masih menggunakan jenis rupiah tersendiri, namun mata uang tersebut akhirnya digantikan dengan Rupiah Indonesia masing-masing pada tahun 1964 dan tahun 1971